BNN Tegaskan Pentingnya Implementasi dan Keberlanjutan Kerja Sama Dalam P4GN
24
Okt
DIREKTORAT KERJASAMA
Irwan Siswanto

BNN Tegaskan Pentingnya Implementasi dan Keberlanjutan Kerja Sama Dalam P4GN

BNN Tegaskan Pentingnya Implementasi dan Keberlanjutan Kerja Sama Dalam P4GN Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak akan melakukan perpanjangan jika kerja sama yang terjalin dengan pihak lain hanya sampai pada proses penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Hal tersebut disampaikan secara tegas oleh Deputi Hukum dan Kerja Sama BNN RI, Agus Irianto, saat membuka kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kerja Sama Instansi Pemerintah, di Hotel Mercure Jakarta Selatan, Kamis (24/10). Menurutnya, sudah semestinya penandatanganan PKS harus memiliki keberlanjutan dan terimplementasi dengan baik sesuai dengan perjanjian yang disepakati. “Jika hanya sampai pada proses tanda tangan tetapi tidak ada upaya yang dilakukan selanjutnya, artinya perjanjian tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya,” tegas Agus Irianto. Agus Irianto mengimbau seluruh anggota Direktorat Kerja Sama Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama BNN untuk menelaah kembali secara rinci berbagai kerja sama yang telah disepakati dalam beberapa tahun terakhir. “Cek di seluruh kedeputian, mana saja perjanjian kerja sama yang sudah berjalan dan mana yang belum berjalan untuk kita evaluasi kedepannya," pintanya. Lebih lanjut Agus Irianto mengatakan upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Indonesia tidak akan maksimal jika hanya dilakukan oleh BNN. Untuk itu, Agus Irianto meminta kepada seluruh perwakilan instansi dan kementerian yang hadir agar turut mendorong upaya kerja sama sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kegiatan yang dihadiri oleh 37 peserta perwakilan instansi pemerintah dan satuan kerja di lingkungan BNN ini menegaskan pentingnya komitmen dalam implementasi kerja sama yang nyata dan berkelanjutan. Dengan adanya sinergitas dan komitmen yang kuat antara elemen masyarakat dan pemerintah, Indonesia dapat mencapai tujuan bersama mewujudkan Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba). #indonesiabersinar #indonesiadrugfree BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN

BNN TERIMA HIBAH ALAT PENDETEKSI NARKOTIKA DARI INL-UNODC
30
Jul
DIREKTORAT KERJASAMA
Irwan Siswanto

BNN TERIMA HIBAH ALAT PENDETEKSI NARKOTIKA DARI INL-UNODC

Peredaran gelap narkotika merupakan kejahatan lintas batas yang menjadi permasalahan krusial bagi Indonesia. Kecenderungan peningkatan kasus narkotika salah satunya disebabkan oleh minimnya fasilitas pendeteksi narkotika di jalur wilayah perbatasan Indonesia. Hal ini menjadi perhatian, khususnya bagi International Narcotics and Law Enforcement (INL). Bekerja sama dengan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), keduanya menghibahkan alat deteksi narkoba-TruNarc handled narcotics analyzers kepada Badan Narkotika Nasional (BNN) serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan. Penyerahan dilakukan melalui penandatanganan berita acara serah terima oleh Kenneth Zurcher, Direktur International Narcotics and Law Enforcement (INL), Deputi Hukum dan Kerja Sama BNN RI, Irjen Pol Drs. Agus Irianto, S.H., M.Si., M.H., Ph.D., dan Kepala Subdirektorat Kerja Sama InternasionaI Kepabeanan dan Cukai II, M. Rizki Baidillah, yang berlangsung di Ruang My America Jakarta, Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta Pusat, Selasa (30/7). Hibah alat pendeteksi ini merupakan bentuk kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat guna meningkatkan kapasitas para penegak hukum dalam memerangi kejahatan narkotika. TruNarc handled narcotics analyzers merupakan perangkat Raman genggam yang dapat mengidentifikasi lebih dari 530 zat terlarang termasuk narkotika, obat-obatan sintetis, dan bahan kimia prekursor dalam satu pengujian, tanpa kontak langsung untuk meminimalisir kontaminasi, mengurangi eksposur, dan menjaga barang bukti. Direktur INL, Kenneth Zurcher, menyampaikan bahwa penyerahan alat deteksi narkoba ini merupakan rangkaian program kerja sama antara INL dengan BNN, DJBC, dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) yang telah bermitra dengan INL selama dua tahun ini. Deputi Hukum dan Kerja Sama BNN RI, Irjen Pol Drs. Agus Irianto, S.H., M.Si., M.H., Ph.D., menyampaikan apresiasinya atas hibah yang diberikan oleh INL dan UNODC tersebut. Ia kembali menegaskan bahwa kejahatan narkotika merupakan permasalahan bersama yang memerlukan kerja sama yang baik dalam penanganannya. "Senjata yang paling ampuh untuk memerangi semua jenis kejahatan adalah kerja sama. Jadi mari Kita tingkatkan kerja sama. Tak peduli dari mana Kita berasal, tapi setidaknya Kita memiliki tujuan yang sama, Kita memiliki ancaman dan musuh yang sama. Saya berharap kerja sama ini tidak akan berhenti dan akan terus berlanjut," ujar Deputi Hukum dan Kerja Sama BNN RI. #indonesiabersinar #indonesiadrugfree BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI

KOLABORASI BNN-FIJI HADAPI TANTANGAN DALAM PENANGGULANGAN NARKOTIKA MELALUI STUDY VISIT
20
Jun
DIREKTORAT KERJASAMA
Sharif Wihadma

KOLABORASI BNN-FIJI HADAPI TANTANGAN DALAM PENANGGULANGAN NARKOTIKA MELALUI STUDY VISIT

KOLABORASI BNN-FIJI HADAPI TANTANGAN DALAM PENANGGULANGAN NARKOTIKA MELALUI STUDY VISIT Badan Narkotika Nasional (BNN) menerima kunjungan lapangan Delegasi Fiji yang dipimpin oleh Mr. Mason Smith, Permanent Secretary of The Ministry of Home Affairs & Immigration, di Lido, Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (20/6). Kunjungan lapangan ini dilakukan dalam rangka pengembangan kapasitas kelembagaan Badan Narkotika Fiji yang baru dibentuk di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri dan Imigrasi Fiji setelah sebelumnya berada di bawah Kepolisian Fiji dan hanya melakukan fungsi pemberantasan narkotika saja. Dalam kunjungannya, Delegasi Fiji yang disambut oleh Deputi Hukum dan Kerja Sama BNN RI, Drs. Agus Irianto, S.H., M.Si., M.H., PH.D., diajak untuk melihat prasarana BNN yang berada di kawasan Lido, Bogor, Jawa Barat, mulai dari Balai Besar Rehabilitasi, Pusat Laboratorium Narkotika, Unit Deteksi K9, dan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM). Di Balai Besar Rehabilitasi, Delegasi Fiji berkesempatan untuk berkeliling meninjau fasilitas yang dibangun BNN untuk memberikan pelayanan rehabilitasi kepada pecandu atau korban penyalahgunaan narkotika yang mengakses layanan rehabilitasi di tempat yang dikenal sebagai tempat rehabilitasi terbesar di Asia Tenggara tersebut. Selain itu, mereka juga mendapatkan penjelasan tentang program rehabilitasi yang diberikan kepada residen serta melihat hasil kerajinan tangan yang dibuat oleh para residen. Tak berbeda dengan yang dilakukannya di Balai Besar Rehabilitasi BNN, di Pusat Laboratorium Narkotika BNN, Delegasi Fiji juga berkeliling fasilitas dan melihat alat-alat laboratorium yang digunakan untuk melakukan penelitian dan pengujian narkotika. Sementara itu, di Unit Deteksi K9, Delegasi Fiji disuguhkan atraksi anjing pelacak dalam mendeteksi narkotika yang disembunyikan di dalam barang maupun pada manusia. Kunjungannya di Unit Deteksi K9 tak hanya dipukau oleh atraksi anjing pelacak tetapi juga atas fasilitas yang dimiliki oleh unit tersebut, salah satunya adalah tersedianya klinik yang diperuntukkan bagi satwa K9. Mengakhiri kunjungan lapangannya, Delegasi Fiji menyambangi PPSDM yang merupakan pusat pelatihan bagi personel internal maupun eksternal BNN. Sebelumnya, Fiji juga pernah mengikuti International Training of Narcotics Enforcement yang diselenggarakan oleh PPSDM BNN beberapa tahun silam. Terselenggaranya pelatihan tersebut merupakan implementasi kerja sama yang terjalin antara BNN dengan Kepolisian Fiji sejak 2015 silam. Melalui kunjungan lapangan ini, BNN berharap dapat meningkatkan kerja sama antara BNN dengan Fiji yang akan segera berakhir pada 2025 mendatang. Selain itu, kunjungan lapangan yang dilakukan oleh Delegasi Fiji menjadi bukti nyata bahwa program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) yang dilakukan BNN secara komprehensif mulai dari hulu hingga ke hilir tersebut diakui secara internasional. #indonesiabersinar #indonesiadrugfree BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN RI